Jumat, 15 April 2022

Saya yang malas

 Hari ini tanggal 04 Maret 2022, saya memutuskan untuk menulis kembali di Blog pribadiku. Alasan saya menulis hanya ingin mengeluarkan rasa yang terpendam. Bukan soal cinta, tapi soal masa depan dan kebingunganku saat ini. Entah kenapa, akhir-akhir ini saya merasa sedikit pesimis dengan masa depan. yah walaupun masih lama dan tak dapat ditebak, tapi saya bisa membuat perkiraan dengan tindakan yang saya lakukan hari ini. Ada beberapa hal yang membuat saya berpikir masa depan yang cerah agak sulit saya raih. Di tahun 2022 ini saya memiliki beberapa target individu yang ingin saya capai. Pertama saya harus wisuda dengan predikat cumlaude, menulis di media nasional, menang lomba menulis esai, menerbitkan sebuah artikel di jurnal yang terakreditasi SINTA, mengambil studi independen pada kampus merdeka dan magang di Bank Indonesia.

Terlihat berat dan banyak memang, tapi sebenarnya bagi saya secara pribadi, saya mampu menjalanimya dalam satu tahun. Eitss tapi belum juga dijalani, saya sudah mengalami 2 kali gagal. Pertama saya tidak diterima magang di BI dan juga saya tidak diterima studi independen. Di saat yang bersamaan saya melihat banyak dari teman saya yang berhasil diterima magang di perusahaan besar, baik nasional maupun multinasional. 

saya juga menikmati waktu untuk berdiskusi di HMI tapi entah mengapa saya merasa kekurangan waktu untuk melakukan aktivitas yang dapat menunjang tercapainya target yang saya bangun tahun ini. Barangkali memang saya yang malas.

Selasa, 08 Juni 2021

Kau Yang Ku Kagumi

 Sekarang sudah tidak. 

Niat yg Baik klo bikin susah, cari alternatif lain.

 Ujian Akhir Semester 5 sudah berlalu. Di penghujung tahun 2020 aku sedikit kebingungan, bingung karena tidak ada kegiatan pasca semester 5, juga bingung dengan rencana kuliah semester depan yang katanya akan dilaksanakan secara daring lagi. Pandemi covid-19 benar-benar membuatku gusar. Bagaimana tidak, karena pandemi dan kuliah online semua tugasnya mesti diketik menggunakan laptop. Sedangkan laptop Lenovo ku sudah hilang sejak semester 3. Naas memang klo diingat-ingat. Ditengah kegalauan yang melanda akupun berupaya mencari solusi untuk masalah ini, mengahasilkan uang, itulah jalan agar aku bisa membeli laptop baru. Tak tega klo harus minta uang orang tua di tengah banyaknya masalah mereka. 

20 Desember 2020, akupun memutuskan untuk mencari kerja di Kota Kendari. Sedih memang kalau dibaca wkwk, tapi kunikamati saja. malam hari tagl 20 desember sudah kuputuskan untuk berangkat, naik menggunakan kapal malam, sudah lama tak naik kapal malam, terakhir kali ketika aku akan berangkat ke Jawa 2018 lalu. Suasana diatas kapal malam tak pernah berubah, rasa bahagia, sedih bercampur aduk. bagaimana tidak, sudah berkali-kali aku naik kapal pelni dan suasana gembira itu kembali terasa. lantunan lagu-lagu lawas turut mengingatkku masa-masa itu. 

saat diatas kapal, tanpa sengaja aku bertemu dengan kawan lamaku di SMA, syukurlah tak sendirian di kapal malam. sesampai di Kota Kendari aku bermalam istrahat di kosnya, baru setelah itu aku ke kontrakan teman-teman satu desaku. hari-hari pertama aku habiskan hanya dengan berjalan-jalan di Kota Kendari. baru setelah seminggu kemudian aku dan temanku mendapat pekerjaan di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara. Namun tak sampai dua jam bekerja kami melarikan diri karena tak terbiasa dengan pekerjaan tersebut, dimana kami harus naik diatas merana dengan ketinggian hampir 40 meter, tanpa pengaman dan harus menarik balok baja H keatas kubah yang sangat tinggi. 

Beberapa hari tak mendapat pekerjaan, kami mendapat tawaran untuk ikut mobil ekspedisi, kami berangkat dari Kota Kendari menuju Konawe Selatan pada subuh, sampai di Konawe Selatan jam 8 pagi, belum sarapan, lapar, kami pun dengan cepat menurunkan barang-barang dari dalam mobil ekspedisi kedalam gudang. Barang yang kami bongkar berupa minuman bersoda dan berbagai jenis air mineral. Siang hari tubuhku rasanya ingin berteriak, "Jangan memaksaku melakukan hal ini". Berat memang pekerjaan ini, apalagi aku belum punya pengalam bekerja di bidang ini, ditambah ototku juga kurus kerempeng. 

Total dua muatan mobil ekspedisi yang kami bongkar pada hari itu, jam 2 siang kami balik menuju kendari, diperjalan kami singgah makan. sesampai di kendari ternyata kami diberi tawaran lagi untuk membongkar satu muatan, awalnya kami setuju. kira-kira setelah 4/5 muatan kami bongkar, tubuhku sudah benar-benar lemas, tiap kami melangkah rasanya ingin selalu tumbang dan terkapar. Namun kurasahasiakan seolah-olah aku baik2 saja :). tak lama setelah itu, temanku duduk dan tertunduk lemas, badanya pucat dan nafasnya tak beraturan. kalau dipaksa dia bisa pingsan. akhirnya aku mengabari supir bahwa kami tidak bisa melanjutkan pekerjaan ini. dia setuju. walaupun pekerjaan kami belum selesai, kami tetap dibayar penuh. 

Penglaman buruk mengikuti mobil kami tidak berpikiran dua kali untuk melakukan jenis pekerjaan seperti itu lagi, hari-hari berikutya kami hanya bekerja sebagai kuli bangunan sebelum pulang kembali ke rumah.

Itulah sekilas pengalaman libur semester 5 ku

Rabu, 07 Agustus 2019

My Story : SBMPTN defeated




  •   Hai... nama Saya Samsul Bakri. ini adalah tulisan pertamaku, jadi maaf yah kalau alurnya ngga jelas.. di kampus aku udah lumayan sering nulis sih, tapi bukan tentang cerpen atau pun pengalaman pribadi, saya dulunya sering nulis yang bersifat akademis, terutama berkaitan dengan ekonomi
            malam ini (01 ;13 WIB)  saya harusnya belajar   karena empat hari lagi saya akan UAS 😅.      tapi entah lagi mager oi .jadi aku memutuskan untuk kembali aktif nulis hal2 yang ga penting di blog. dulunya sih aku udah punya blog tapi tiba2 tahun 2017 blognya hilang. dan semoga seseorang yang mengenalku tidak membaca tulisan ini  Aamiin3x  oh iya sebelum bahas perjuanganku( perjuangan ??) hehe sorry ya katan2nya agak lebai, mungkin aku flasback hari- hariku sebagai senior high school student, sok inggris dikit😅saat kelas satu SMA aku adalah raja tidur di kelas, maklum malamnya saya sibuk ( nongkrong ) motivasiku umtuk kuliah di mulai ketika saya menonton 2 film jepang yaitu film Flying Colours dan Musashinoo.(tapi sebenarnya motif ekonomi sih) Flying Colours  bercerita tentang seorang perempuan  muda cantik dan kawaaii bernama Ayaka, yang bercita-cita ingin masuk Keio University. hampir semua orang yang mendengar cita-cita ayaka menertawakanya, termasuk guru, ayah, dan teman2 sekelasnya. mereka merasa mimpi ayaka terlalu tinggi, yah mereka bilang gitu karena emang sih, ayaka itu orangnya suka tiduran dikelas, ga bisa matematika dasar, ga punya pengetahuan umum, masa punya target kuliah di salah satu top universities Jepang, tapi ada dua sosok yang mempercayai ayaka, yakni ibunya dan senseinya di tempat bimbel. berkat dorongan dari ibu dan sensei, Ayaka tidak pernah menyerah untuk belajar tanpa mengenal siang dan malam dan akhirnya ending dari film ini Ayaka berhasil membuktikan ke orang2 bahwa tekad dan semangat dapat mematahkan takdir, ayaka diterima di Keio University. dari film ini aku sangat termotivasi sebab karakter yang diperankan oleh ayaka ga jauh beda dengan sifatku saat masih kelas satu dan kelas dua SMA. bagi kalian yang tahun ini siap2 menghadapi SBMPTN atau UTBK, boleh banget nih coba nonton film ini, apalagi saat kalian lagi suntuk2nya dan rasanya ingin menyerah, film ini dijamin bisa meningkatakan semangat kalian hingga 10000% .coba abis baca ini kalian coba googling ya :D.
           Nah sedangkan musashino itu judul film sekaligus  nama sebuah kampus khusus seni yang ada di kota Tokyo. mungkin kalau di Indonesia namaya ISI atau Institut Seni Indonesia. jadi film ini bercerita tentang perempuan muda jepang dari Hokkaido yg menyukai kakak kelasnya, tapi tak pernah ia utarakan hingga senpainya lulus, (sad😢). dia pun mencari tahu dimana sang pujaan hati berkuliah, diam2 ia masuk ke ruang guru dan mencari tahu kampus si doi. setelah mengetahui fakta bahwa ia berkuliah di Universitas Musashino, ia pun belajar keras agar dapat diterima SBMPTN di Musashino. Dengan latar belakang perkampungan di Pulau Hokkaido membuat film ini sangat menarik untuk ditontong terlebih orang2 yang suka kejepang2an seperti saya. singkat cerita ia berhasil diterima di Munsashino University, nah scene ketika awal2 dia masuk kuliah saat itu bunga sakura sedang bermekaran, asrama tempat ia tinggal dikelilingi oleh bunga sakura, saat tinggal di asrama ia harus mandiri sebab kultur ketika di kampungnya berbeda ketika ia sampai di kota, interaksi sosial jarang terjadi dan orang2nya yang cenderung individualis. aku suka bagian saat dia benar2 sendirian di kota asing, di tempat baru dan bertemu dengan orang2 baru. aku juga ingin merasakan atmosfer yang seperti itu, merasakan hal2 baru. Intinya kedua film tersebut mengajarkanku untuk menemukan alasan "kenapa aku harus berkuliah". dua film tersebut juga serupa dengan ku terkecuali yang kuliah buat ngejar senpainya. tapi pas udah masuk kuliah aku juga mengalami itu, menyukai seorang kaka tingkat. berbulan2 aku tak bisa lupa moment saat bersamanya, saat kusadari bahwa aku menyukainya, rasanya sedikit menyesal, "kenapa harus dia"? rasa2nya ia terlalu cantik, rasa2nya ia terlalu baik, rasa2nya ia terlalu pintar, banyak hal yang membuatku berpikir bahwa kami berbeda strata, dia strata brahmana sedang aku seorang sudra .....aaaalaii. maaf sampai curhat. hahahah kayaknya intronya udah kelamaan.

Mulai ceritanya darimana yah? apa mulai dari kelas satu SMA? atau gimana ya?

tapi setelah ku pikir-pikir ceritanya akan terlalu panjang jika aku harus nulis  mulai dari kelas 1. maka untuk mengefisiensikan waktu saya langsung aja ya mulai dari kelas 3 SMA, tapi itupun gak semuanya aku tulis. selamat membaca....!!! dan selamat membuang2 waktu untuk membacanya😅
Awal tahun ketiga di SMA aku habiskan seperti tahun2 pertama dan keduaku di SMA, Pagi hari sebelum berangkat sekolah saya sempatkan untuk menonton Highlight hasil liga-liga Eropa dan mencatat sedikit bagian terpenting dari hasil tiap pertandingan. Alasanya biar di jam istrahat nanti aku punya bahan untuk debat tentang bola dengan kawan-kawan sekelasku.
jam 5:40 WITA, aku sudah siap untuk berangkat kesekolah. Keluar dari rumah aku langsung menuju titik kumpul, fyi disekitar rumahku ada 13 anak yg bersekolah di SMA yang sama dari kls 1-3 dan kami berangkat-pulang ke sekolah bersama-sama. sesampaiku disana  sudah ada temanku La Sapri, La Vigor, La Dilal, La Ical, La Vigor dan La Vendi. di Suku kami setiap nama laki-laki diawali dengan kata "La". kami berlima sudah berteman sejak di Sekolah Dasar, kami pun mulai berjalan bersama untuk menuju ke sekolah. Waktu tempuh dari rumahku ke SMAN 2 Raha sekitar 25 menit dengan berjalan kaki. Suasana pagi itu masih sejuk, angin tipis kadang menyambar kulit dan dan rambut kami yang masih agak basa. beberapa titik air sisa hujan semalam masih ada disekitar jalanan. Jalanan sempit itu masih saja lenggang, hanya sesekali dilalui oleh beberapa angkot berwarna biru yang membawa hasil pertanian dari desa-desa untuk mereka jual di Pasar Sentral laino. serta beberapa motor yang hilir-mudik mengantar anak-anak menuju ke sekolah. Tak hanya kami, di jalan  ada juga anak-anak sekolah dari jenjang SD hingga SMA berjalan kaki, nampak beberapa dari mereka masih menggenggang roti seperti bakpau namun itu bukanlah bakpau melainkan roti Pawa, roti khas Sulawesi Tenggara. seratus meter berjalan kaki, ada sebuah pertigaan dan jembatan, jembatan Tula namanya, jembatan tersebut masih terlihat kokoh meskipun dibangun pada tahun 1990, Jembatan tula  membentang diatas sungai Jompi, air sungai jompi sangatlah jernih. terlebih dipagi hari, kita bisa melihat ikan gabus, nilai, dan mujair meliuk-liuk di air sungai yang nampak segar. Jika ingin mendefinisakan sungai ini maka menurutku, sungai jompi adalah  kenagan masa kecilku yang bahagia. di atas Sungai Jompi lah aku belajar berenang, memancing, dan mencuci pakaian kotorku. seiring dengan usiaku yang makin dewasa aku sudah jarang bermain di sungai Jompi. Entah jika dapat berbicara, aku ingin bercerita padanya bahwa aku ingin kembali kehari-hari itu. Hari ketika tidak ada yang aku khawatirkan dalam hidup. hai sungai Jompi apakah engkau merindukan anak-anak yang sering bermain bersamamu? jika iya, sama, kami juga. kami rindu air sejukmu. rasanya satu buku tidak akan cukup untuk mengkisahkan sungai jompi, mungkin nanti aku akan menulis blog khusus untuk menceritakan masa kecilku.
                kami menyembarangi jembatan beton sepanjang 20 meter tersebut sembari memandangi aktivitas perekonomian yg sudah mulai sibuk  di bawahnya. Dibagian bawah kanan jembatan ada beberapa perahu nelayan kecil mebawa hasil tangkapan laut untuk dikumpulkan kepengepul, nantinya ikan-ikan tersebut akan dijual lagi kedaerah lain bahkan kadang bisa sampai diekspor ke eropa dan amerika. dibagian kiri jembatan terlihat beberapa kapal kayu berukuran sedang, tidak terlalu besar dan tidak pula kecil. para ABK-nya sedang sibuk untuk meyekop pasir dari dalam kapal untuk dikumulkan di tanggul bibir sungai. kapal lain nampak sibuk melakukan reparasi, mulai dari menambal badan kapal, menyedot air, membersihkan geladak kapal hingga hanya sekedar memanaskan mesin kapal.
           pukul 5:50 WITA. Hawa hangat dari cahaya matahari belum menyentuh tubuh kami, cahaya matahari masih tertahan oleh barisan perbukitan yang ada di pulau2 sekitar pulau Muna. dan jalanan masih saja lenggang, pelajar yang berjalan dengan romobonganya makin banyak di jalan kota kecil itu, mereka berjalan sambari bercanda gurau dalam bahasa daerah. mimik wajah bahagia terpancar disepanjang jalan. begitupun dengan rombonganku. kami asik membahas tim-tim yang masuk 16 besar UEFA Champions Leagugue. Aku yang menjagokan tim asal catalonia Barcelona berhasil masuk ke babak 16 besar tanpa kendala berarti. dari 6 laga yang dilakoni di fase grup mereka berhasil menyelesaikanya dengan kemenangan. La Ical yg menjagokan chelsea berhasil masuk ke 16 besar  sebagai juara dari grup E. La sapri yg menjagokan Manhester United tidak ikut dalam aktif dalam berdebat ia hanya sesekali tertawa lepas ketika ada tim yang dihina. La vendi yang menjagokan PSG juga berhasil lolos dari fase grup dan melenggang ke bababk 16 besar tanpa kendala berarti. La Dilal yang menjagokan tim asal london utara, Arsenal, gagal melaju ke babak 16 besar. pagi itu dialah korban pembantaian.

  "eh, korang nda cium bau bangkai?" ucap Vendi dgn nada menyindir ke arah Dilal. "iyoo ee, dimana ini, busunya mi " sahut Ical dan Sapri dengan intonasi yang sama."Alih iyo dih busunyami" sambungku. Kami menyidir dilal karena tim jagoanya, arsenal, kalah melawan tim asal Jerman, Bayer Leverkusen di laga hidup mati malam tadi, hasil akhir 2-0 untuk kemenangan Leverkusen mematahkan asa Arsenal untuk melaju ke fase knock out.

300 meter melewati jembatan Tula, kami sampai di sekolah ku yg dulu, SMPN 5 Raha, sebuah sekolah yang tidak besar, luasnya kira2 4000m ^2. bangunan antar kelas sangat rapat. teras kelas dan halaman belakang kelas menjadi tempat para murid untuk menghabiskan waktu istrahat, lahan terbuka untuk berlari bebas hampir tidak ada, hanya ada satu lapangan berukuran 15x20m di tengah2nya, lapangan kecil inilah yang digunakan untuk apel pagi dan upacara bendera setiap hari seninnya. jika kami ingin bermain sepak bola kami bisa keluar pagar sekolah dan bermain di sebuah stadion besar milik pemda kab.muna, stadion pelangkuta namanya. Tidak jauh dari stadion sepakbola ada pula lapangan basket, volli, sepak takraw dan badminton indor, venue-venue olahraga tersebut dibangun ketika perhelatan pekan olahraga daerah atau porda sulawesi tenggara, Kab Muna sebagai tuan rumahnya kala itu. Namun sayang, pasca porda venuenya dibiarkan terbengkalai. Dibelakang sekolah  terdapat kebun kelapa milik warga. kami sering mengambil buahnya setiap sehabis jam olahraga. alasanku dulu mengeyam pendidikan menegah pertama di sekolah ini adalah  jaraknya yg hanya 400 meter dari rumah. dekat bukan?. diantara teman lingkungan seusiaku, hanya aku yg sekolah SMP di sisni karena mereka lebih memilih SMPN 1 Raha, SMP unggulan di daerahku bahkan namanya sudah terdengar sampai tingkat provinsi.
         dari SMP 5 Raha kami terus berjalan lurus hingga ke pertigaan jalan jendral sudirman, dan jalan laode pandu. Lalu kami belok kiri naik ke jalan laode pulu. Kami melewati sebuah asrama SMP katolik, asrama tersebut terdiri atas 3 bangunan, bangunan utama ada di bagian paling depan, asriterkurnya merupakan peninggalan Belanda. dihalamanya banyak sekali pohon pisang dan ubi kayu. warna hijau cerah yang terpancar dari daun ubi menyegarkan mata kami. aku pun memetik satu daun ubi dan membuang sebagian daunya sehingga hanya senyisahkan sesdikit daun di pangkalnya dan batang daun yang masih utuh. lalu kuselipkan jari telunjuku ditengahnya dan kuputar dengan cepat. jadilah mini helikopter😁. 50 meter dari asrama katolik ada sebuah rumah kuno besar yang terbuat dari lantai dan dinding kayu. 
Dihalaman rumah tersebut tumbuh berbagai macam buah, yang mendominasi merupakan pohon rambutan. Rumah tersebut merupakan istana milik raja muna yang terakhir, raja La ode Pandu.          sinar matahari sudah melewati barisan perbukitan yang ada dipulau seberang, kabut tipis yang menembus cahaya matahari terlihat jelas disetiap sudut kota. Pohon Gamal yang bermekaran di sepanjang jalan Laode Pandu membuat suasananya terasa seperti musim semi negeri Jepang. Aku sangat suka dengan suasana ini, tapi tak lama lagi, mau tidak mau, aku akan meninggalkan pulau ini. aku tdk akan lagi merasakan suasana seperti ini, setidaknya samapi bebrapa bulan kedepan. kebiasaan ini akan berakhir. suatu hari nanti jika saya kuliah diluar pulau sulawesi saya akan merindukan jalanan, langkah cepat anak2 sekolah dan semua hal yg aku saksikan setiap paginya.
             Perjalanan kam
i lanjutkan sampai ke jalan basuki rahmat, lalu belok ke kanan arah jalan pendidikan, 100 meter memasuki jalan pendidikan kami telah sampai di SMAN 2 Raha. Di depan SMA 2 dulunya hutan lebat, ketika aku masih kelas 1. tapi saat ini hutan tersebut sudah hilang digantikan oleh tanaman milik warga sekitar, mulai dari pepaya, pisang, ubi kayu dan jenis tanaman pertanian lainya. Dulu ketika masih lebat hutanya kami sering mengambil buah kumbou (buah endemik muna, aku tdk tau namanya dalam bahasa Indonesia), sialnya saat ini pohon kumbou sudah habis di tebang.memasuki gerbang sekolah kami lalu berpisah menuju kelas masing2. melewati ruang guru yang ada di bagian paling depan sekolah, aku dan sapri berjalan ke bagian utara, kami searah karena aku dan sapri sekelas, kami anak IPS, ikatan pelajar santai cuyy. vigor, ical, vendi, dan dilal searah meuju selatan, kelas anak2 IPA.

               di sekolahku apel pagi hanya dilakukan pada setiap hari kamis dan sabtu. selain upacara bendera setiap hari seninnya. kebetulan saat itu hari kamis. bunyi speaker dan toa yg dipasing di tempat2 vital sekolah mengisyaratkan para siswa untuk berkumpul di lapangan sekolah untuk apel pagi.15 menit setelah toa dan loudspeaker berbunyi masih banyak anak IPS yang belum beranjak dari kelas. Akhirnya salah satu guru kami datang  ke kelasku dengan langkah yg cepat serta memegang sebuah kayu kecil. "Apa korang bikin dikelas? korang tidak dengarkah bunyi apa itu, komorang ini betul-betul dih, kayak sapi saja, harus dipukul dulu pantatnya komorang baru bisa bergerak" ucap pak guruku dengan intonasi marah. Sembari marah-marah pak guru bejalan dan mengayunkan kayunya ke arah teman-teman sekelas, namun tak sampai mengenai kami. Kami pun akhirnya berlarian keluar kelas menuju lapangan apel. Dari kejauhan di depan lapangan apel pagi aku melihat orang berdiri mengenakan jas, warna jas mereka berbeda2. sekilas aku langsung mengenali mereka, mereka adalah kakak kelas yg sudah tamat. Dalam hati aku bertanya " Mau bikin apa ini mereka, nah sementara sudah tamatmi". Sesampai dilapangan, kami lalu membentuk barisan, ketua kelas kami, Andi Farhan Al'Jauzy mulai berjalan dan menghitung jumlah kami yang ikut beratur pagi itu. Dari 24 siswa di kelas, 6 orang tidak ikut beratur, entah mereka terlmbat atau mungkin mereka sedang bersembunyi diatas plafon kelas. dibandingkan dengan kelas ips lainya, kelasku sudah termasuk "baik" karena kelas ips lainya rata2 hanya 50% yang ikut berbaris apel pagi. setelah memastikan jumlah siswa yg tidak ikut berbaris, masing2 ketua kelas maju ke depan untuk melaporkannya kepada guru yang menjadi pembina pada hari itu. setelah laporan dari ketua-ketua kelas, pak guruku mulai panjang lebar memberikan siraman rohani kepada kami, nanum hanya sedikit yang memerhatikan, begitupun aku. Aku lebih memilih sibuk untuk membahas anime dan sepak bola bersama teman2 sekelasku. 20 menit memberi kami siraman rohani,tanda sebentar lagi apel pagi akan segera berakhir. Ancang2 untuk balik badan sudah dilakukan oleh beberapa anak bandel, tapi langkah mereka terhenti ketika seorang pria bertubuh gemuk naik ke atas panggung lapangan apel pagi, beliau adalah Drs La Zilu, Kepala Sekolah SMAN 2 Raha, rumor yg kudengar beliau mejabat sebagai kepsek sejak tahun 2003, beliau juga alumi SMAN 2 Raha angkatan tahun 1982. Pak kepsek kami mengambil alih maik, seraya berteriak "Anak kelas 3 jangan ada yang bubar".  Suaranya sangat keras, siapapun yang mendengarnya akan ciut nyalinya, bahkan srigala liar pun. seketika anak-anak kelas 3 kembali ke barisan masing-masing. Anak-anak kelas X dan XI dengan tertib mulai meninggalkan lapangan apel pagi menuju kelas masing-masing untuk melakukan proses belajar sebagaimana mestinya. kalimat pembukan untuk pidatonya sangat simpel, lalu beliau langsung menuju ke inti pembahasan, "Di depan kalian ini ada kaka tingkat kalian yang kuliah di Jawa, mereka akan melakukan sosilisasi tentang kampus dan jurusan mereka" ucap pak Zilu. pertnyaanku mengenai alasan mereka datang sudah terjawab, dan kebetulan aku juga ingin kuliah di PTN yg ada di Jawa. aku yg sebelumnya malas pusing dgn apel pagi menjadi serius memerhatikan cerita dari kating. aku maju di barisan paling depan agar bisa mendengarnya dengan jelas. semoga dengan mendengar cerita dan saran dari mereka aku bisa menentukan kampus mana yg akan kupilih.
            Cerirta pertama dimulai dari kak Ali markiswah, dia mahasiswa Institut Teknologi Surabaya, jurusanTeknik Sipil. Dengan mengenakan almamater kampusnya yang berwarna biru, aura mahasiswa sangat berbeda dengan kami yang mengenakan putih abu2. Ceritanya ia mulai dari memperkenalkan jurusan yang ia ambil, yakni teknik sipil. Tapi 75% dari ceritanya tak ku pahami, dia berbicara tentang struktur beton, kalkulus, mekanika fluida dan kata2 asing lain yg belum pernah ku dengar, mungkin karena aku anak IPS. setelah kak Ali menjelaskan mengenai teknik sipil dan prospek kerjanya, ia pun mulai bercerita tentang kampusnya, ITS, tentang gedung kuliahnya yg modern, keberagaman suku mahasiswanya . selesai kampus, ia kemudian menceritkan kota Surabaya, kota Pahlawan, begitulah julukan Surabaya berdasarkan yg kubaca di buku Sejarah Nasional.Dulu aku hanya bisa membayangkan ketika ia bercerita kemegahan kota Surabaya dan tentang museum bawah tanah yang di atas tugu pahlawan, tapi Alhamdulillah saat ini kota Surabaya dua kali setahun selalu ku kunjungi, karena setiap pulang kampung aku selalu naik kapal pelni dari Surabaya-Sulawesi Tenggara. termasuk museum bawah tanah, patung suroboyo, dan jembatan suramadu yg ku kunjungi pada Desember 2018 lalu.sayangnya saat aku datang ke kota surabaya pada akhir desember sehingga keindahan bunga tabebuya yang konon katanya nenawarkan suasana tenang dan damai kepada semua yang mendanginya tak sempat ku saksikan. semoga libur akhir tahun ini aku bisa melihat bunga tabebuya bermekaran, dan semoga saja aku melihatnya bersamamu, aku ingin melihat senyummu yang berpadu dengan keindahan kembang yang berjatuhan.(bucin parah) tapi apa dia mau berlelah-lelah menggembel di stasiun tawang, tidur di stasiun pasar turi, terkunci di masjid stasiun pasar turi, menunggu berjam-jam di pelabuhan tanjung perak, lalu ia harus mersakan mual2 diatas kapal pelni? terakhir kali ke surabaya adalah bulan juni 2019 lalu saat aku mudik bersama dia, dia yang aku kagumi. aseeekkk.
          Kemudia giliran kak Nazar yang bercerita, ia mahasiswa jurusan teknik pertambangan di UPN Veteran Jogyakarta. hampir sama dengan cerita kak ali, aku hanya memahami sedikit ktika kak Nazar mendeksripsikan jurusanya. aku lebih senang ketika ia bercerita tentang kota yogyakarta. Jogya istimewa begitulah katanya.  kota jogya menawarkan segalanya mulai dari romantisme di jalan malioboro, dinginya hawa disekitar merapi hingga detak budaya disetiap sudutnya.. mengunjungi jogya seperti memasuki mesin waktu, rasanya seperti bernostalgia dengan Indonesia masa lampau, apa yang tidak bisa kudapatkan di kota jogya. pikirku saat itu. kak diki kemudia melanjutkan sesi sharing pagi itu, tapi isi ceritanya tidak jauh berbeda dengan cerita kak nazar karena mereka berdua sama-sama berkuliah di UPN V Jogya, hanya beda jurusan, kak diki  jurusan teknik perminyakan.
           Pulang sekolah aku biasanya mencuci pakaian kotor, tapi bukan berarti aku anak rajin ya. aku rajin karena dijanjikan oleh  ibuku kalau aku akan dibelikan laptop saat kuliah nanti. setelah mencunci biasanya aku langsung tidur sembari menyetel lagu sedih jepang. tapi aku tidak bisa tidur sebab masih terngiang cerita dari kating di sekolah pagi tadi. lalu aku putuskan untuk beranjak dari tempat tidur lalu ke Warnet dekat rumah untuk mencari informasi tentang kampus, aku fokus mencari tentang kampus negeri yang ada di kota jogya. pilihanya lumayan beragam. rasanya sedikit takut saat aku melihat data perbandingan peminat dan jumlah siswa yang lulus sbmptn. apalagi kampus seperti ugm dan uny. tapi aku yakin dengan usaha yang kuat dan niat yang baik, aku pasti bisa menaklukan sbmptn.

       Bulan September adalah awal aku mulai mengambil langkah kongkret mengahadapi persiapan SBMPTN, saat itu aku menghubungi kakakku, Alam, ia berkuliah di Kota Kendari, Universitas Haluoleo. aku mengutarakan niatku untuk mencari buku persiapan di Kota Kendari. Mungkin kalian bertanya "kenapa harus jauh-jauh ke Kendari hanya untuk membeli sebuah buku" well alasanya adalah. pertama di kabupatenku tidak ada toko buku yang menjual buku itu, kedua biar sekalian jalan-jalan di kota kendari. terakhir kali aku kesana 4 tahun lalu. saat libur transisi dari SMP ke SMA. aku bersama temanku Dilal ke kota kendari pada malam hari menggunakan sebuah kapal malam semi cepat, kapal jetliner namanya. via laut merupakan satu-satunya akses dari Muna agar bisa terhubung ke daratan utama Pulau Sulawesi. kapal jetliner meninggalkan pelabuhan Muna pada pukul 10 malam. perlahan kapal mulai berputar meninggalkan pelabuhan. aku dan temanku naik ke dek paling atas, bepegangan pada pagar kapal sembari melihat pulau muna yang mulai menghilang dari pandangan kami.
           Dek paling atas kapal dipenuhi oleh anak-anak muda, ada yang berkaraoke, ada yang merokok sambil ngopi dan sebagian lainya muda-mudi yang berpacaran. aku dan kawanku belum mengalihkan pandagan kami dari kampung kami. sekitar 30 menit setelah kapal meninggalkan pelabuhan kedap-kedip lampu-lampu dari pulau Muna tak lagi terlihat. kami pun kemudia berbicara banyak hal dengan Dilal, dia adalah orang yang ku percayai untuk kuceritakan banyak hal tentang privasiku. ia pula yang mendorongku untuk belajar bahasa inggris. percakapan kami malam itu diisi oleh kenangan masa kecil kami. "tidak terasa dih sudah besarmi kita ini"? rasanya kemarin kita masih takut bahkan hanya untuk ke kamar mandi pada malam hari, tapi hari ini kita sudah berani datang ke kota orang tanpa didampingi oleh orang tua". keluh dilal terhadapku. memang diusia kami saat itu merupakan transisi dari sifat yang masih terlalu manja lalu dipaksa oleh keadaah yang harus berani menghadapi dunia nyata tanpa pendampingan orang tua. mau seperti apa kita di masa depan tergantung sifat kita hari ini.
            Malam semakin larut, geladak dek kapal jetliner kini mulai sunyi, beberapa orang yang tadinya berbincang-bimcang di geladak kapal tak lagi terlihat, lantai geladak kapal hanya dipenuhi oleh orang-orang yang tertidur pulas, sedangkan lagu ambon dan lagu pop lawas tak putus terdengar dari ruang karaoke.aku masih menatap lautan yang gelap, hanya cahaya lampu kapal milik nelayan dan lampu rumah di pulau-pulau kecil yang kadang terlihat seperti bintang di malam yang gelap. Tak berselang lama kapal mulai terguncang, mulanya normal tapi tak lama berselang guncanganya semakin kuat. tak salah lagi, kapal yang kami tumpangi sudah memasuki kawasan Cimpeda, sebuah selat yang memisahkan kepulauan di Sulawesi Tenggara serta berkaitan langsung dengan laut banda. arus laut disini sangat kuat mungkin bagi orang yang pertama kali lewat sini tidak akan tenang tapi bagi kami yg sudah sering melalui selat ini sudah terbiasa dan tidak terpintas hal takut apa pun .